Sistem Angka Arab - Dalam berfikir rasional manusi lebih cenderung mengandalkan kebenaran suatu objek daripada nilai dari objek kajian tersebut. 1 + 2 = 3, semua orang di dunia akan menerima kebenarannya dan tidak akan ada yang bisa membantahnya, kalaupun ada yang hendak membantahnya makan itu hanya akan menunjukkan kebodohan orang itu sendiri. berbeda dengan suatu statment yang mengatakan bahwa, "campuran kopi dan susu itu nikmat", belum tentu semua orang akan menerima kebenaran ini karena mungkin ada beberapa orang yang tidak menyukainya.
Beranjak lebih dalam tentang berfikir matematik yang rasional ini, maka dibutuhkan suatu kode khusus untuk menunjukkan besar suatu nilai dan maksud dari kode itu. dari sinilah muncul peletakan angka dalam matematika. Dan dari sinilah terjadinya perkembangan dari masa ke masa yang hampir setiap peradaban mempunyai angka sendiri-sendiri dalam pengungkapannya.
Sistem Angka Arab merupakan sitem angka yang memuat 10 digit (sistem angka berkedudukan 10, dari 0 sampai 9). Sistem angka ini diperkenalkan oleh matematikawan yang bernama Al Khawarizmi (seorang matematikawan Islam) dalam buku tentang Pengiraan dengan angka Hindu yang ditulis sekitar 825M, dan kemudian berkembang di Eropa. Hingga saat ini, sistem angka arab masih tetap digunakan.
Pada mulanya, sistem angka ini merupakan sistem angka India.Sistem angka India lazimnya dikenali di Barat sebagai sistem angka Hindu-Arab atau angka Arab, karena ia diperkenalkan di Eropa melalui orang Arab, yaitu Al Khawarizmi. Dan oleh orang Arab, sistem angka ini disebut sebagai Sistem Angka Hindi.
Dalam perkembangannya, sistem angka arab berevolusi dai angka Brahmi, yang merupakan catatan agama Buddha dari sekitar 300 SM. Dan kemudian sistem angka ini telah tersebar ke dunia Islam. Al Khawarizmi telah menerangkan dalam bukunya dalam bahasa Arab, dan Al Kindi telah menulis empat jilid, Penggunaan Angka India, (Kitab Fi Isti'mal Al-Hindi) yang ditulis pada 830M. Kemudian sistem ini diperkenalkan kepada bangsa Eropa.
Asal Usul Angka Arab
Terjadi perselisihan dikalangan para peneliti tentang siapa yang pertama kali meletakkan kode numeric model arab itu. Akan tetapi menurut sebagian pendapat yang lebih kuat mengatakan bahwa peletak pertama nomor adalah seorang pembuat kaca dari maghribi (sekarang adalah negara Maroko ). Dalam peletakannya itu ia membuat dasar-dasar nomor berdasarkan banyaknya jumlah sudut. Suatu bangun yang mempunyai satu sudut diletakkan untuk pengibaratan angka satu, dua sudut untuk angka dua, tiga sudut untuk angka tiga dan seterusnya. Menurut pengamatan kekinian, jika pemahaman di atas digambarkan dalam sebuah
gambar maka modifiksi dari gambaran di atas itu dengan model :
Dari model angka-angka di atas, jika kita teliti secara lebih mendetail dengan tatanan:
- Pada angka 0 dan 9 tetap pada posisinya
- 8,6,5,4,3,1 kita putar 90 derajat kekanan dengan kecuali angkah 6 kita putar 180derajat kekanan
- 2,7 kita balik,
Selanjutnya, dari kode-kode numerik di atas jika kita sambungkan akan menghasilkan suatu rahasia tersembunyi yang menunjukkan betapa hebatnya peletaknya. Dilihat dari gambarnya angka-angka itu mirip dengan huruf arab sehingga andaikata digabungkan secara aturan huruf arab akan menjadi :
Dari penyambungan di atas kita dapatkan bahwa hubungan antara angka -angka itu sebenarnya adalah kalimat arab yang sesuai dengan khoth kufi yaitu: وهدفي حسابْ dengan bulatan nol sebagai ibarat dari sukun yang berada di akhir. Selain itu pula, waktu itu belum ada system penambahan titik dalam huruf-huruf arab sehingga huruf fa’ dan ya’ tidak ada titiknya. Kalimat di atas mempunyai arti “dan tujuanku adalah berhitung”.
Suatu kombinasi luar biasa antara arti dari kata itu dengan penggunaannya.
0 comments:
Post a Comment
Terimakasih Sudah Mampir dan Membaca Magic Math...
Note: only a member of this blog may post a comment.